Selamat Datang di Blog Anna

Pages

lari

lari

Rabu, 09 Oktober 2013

Keterampilan Berbahasa Indonesia


Keterampilan Berbahasa Indonesia
Setiap orang pasti memiliki keterampilan berbahasa yang berbeda-beda, ada yang memiliki keterampilan berbahasa yang tinggi, sedang dan bahkan rendah.
Dan keterampilan berbahasa tersebut sangat mempengaruhi dalam kehidupan sehari-hari kita loh…orang yang memiliki keterampilan berbahasa yang tinggi akan lebih mudah mencapai yujuan komunikasi yang ia lakukan, untuk yang memiliki keterampilan berbahasa yang sedang atau rendah tentu akan berbeda dengan orang yang memiliki keterampilan berbahasa tinggi..
Namun tenang kawan……………….kemampuan berbahasa seseorang  bisa dikembangkan dengan cara berlatih.
Dan Tahukah kalian apakah keterampilan berbahasa itu?
Menurut Hoetomo MA (2005:531-532) terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27)
Keterampilan berbahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai setiap orang. Sehingga tidak dipungkiri bahwa keterampilan berbahasa adalah salah satu unsure penting yang menentukan kesuksesan mereka dalam berkomunikasi..
Ada dua istilah yang dilakukan dalam melakukan komunikasi yaitu encoding dan decoding.
Encoding adalah pengirim pesan aktif mengirim pesan yang akan disampaikan, memformulasikannya dalam wujud lambing-lambang berupa bunyi atau tulisan. Decoding adalah si penerima pesan aktif yang menerjemahkan lambing-lambang berupa bunyi/tulisan tersebutmenjadi makna sehingga pesan tersebut dapat diterima secara utuh.
Aspek keterampilan berbahasa
1.    Keterampilan Menyimak (listening skills)
Menyimak adalah suatu rentetan proses jasmaniah, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, menyimpan, dan menghubungkan penafsiran itu dengan seluruh pengetahuan dan pengalaman Bistok (Via Sutari, dkk, 1997:21)
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemerolehan keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini secara singkat disajikan disekripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam upaya belajar memahami apa yang kita sajikan dalam bahasa kedua. Menyimak merupakan proses rohaniah.

Berikut ini adalah beberapa keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar,
  • Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short term memory).
  • Berupaya membedakan bunyi-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa target.
  • Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intonasi, menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
  • Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar.
  • Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns).
2.    Keterampilan Berbicara (speaking skills)
 Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal lawan berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Adapun Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.

Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara:
  • Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya.
  • Menggunakan tekanan dan nada serta intonasi secara jelas dan tepat sehingga pendengar dapat memahami apa yang diucapkan pembicara.
  • Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.
  • Menggunakan register atau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar.
  • Berupaya agar kalimat-kalimat utama jelas bagi pendengar.
3.    Keterampilan membaca (reading skills)
membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat reseptif. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan menyimak dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memilki tradisi lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan membaca dikembangkan secara terintergrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
Beberapa keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki pembaca adaalah:
  • Mengenal sistem tulisan yang digunakan.
  • Mengenal kosakata.
  • Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan gagasan utama.
  • Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis.
  • Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.
4.       Keterampilan menulis (writing skills)
Menulis merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat produktif. Menulis dapat dikatakan keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan bertbahasa yang lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Berikut ini beberapa keterampilan-keterampiln mikro yang diperlukan dalam menulis:
  • Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan.
  • Memilih kata yang tepat.
  • Menggunakan bentuk kata dengan benar.
  • Mengurutkan kata-kata dengan benar.
  • Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca.
Keterampilan menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam bidang tulis menulis sehingga tenaga potensial dalam menulis. Keterampilan menulis untuk saat sekarang telah menjadi rebutan dan setiap orang berusaha untuk dapat berperan dalam dunia menulis.
 sumber: Sunarti dan Deri Anggraini. 2009. Keterampilan berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta
http://darklightandshadow.blogspot.com/2013/05/keterampilan-berbahasa-pengertian-jenis.html