Keterampilan Berbahasa Indonesia
Setiap orang pasti memiliki
keterampilan berbahasa yang berbeda-beda, ada yang memiliki keterampilan
berbahasa yang tinggi, sedang dan bahkan rendah.
Dan keterampilan berbahasa tersebut
sangat mempengaruhi dalam kehidupan sehari-hari kita loh…orang yang memiliki
keterampilan berbahasa yang tinggi akan lebih mudah mencapai yujuan komunikasi
yang ia lakukan, untuk yang memiliki keterampilan berbahasa yang sedang atau
rendah tentu akan berbeda dengan orang yang memiliki keterampilan berbahasa
tinggi..
Namun tenang kawan……………….kemampuan
berbahasa seseorang bisa dikembangkan
dengan cara berlatih.
Dan Tahukah kalian apakah keterampilan
berbahasa itu?
Menurut Hoetomo MA (2005:531-532)
terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan.
Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan yang
disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan
untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27)
Keterampilan berbahasa merupakan
sesuatu yang penting untuk dikuasai setiap orang. Sehingga tidak dipungkiri
bahwa keterampilan berbahasa adalah salah satu unsure penting yang menentukan
kesuksesan mereka dalam berkomunikasi..
Ada dua istilah yang dilakukan dalam
melakukan komunikasi yaitu encoding
dan decoding.
Encoding
adalah pengirim pesan aktif mengirim pesan yang akan disampaikan,
memformulasikannya dalam wujud lambing-lambang berupa bunyi atau tulisan. Decoding adalah si penerima pesan aktif
yang menerjemahkan lambing-lambang berupa bunyi/tulisan tersebutmenjadi makna
sehingga pesan tersebut dapat diterima secara utuh.
Aspek
keterampilan berbahasa
1.
Keterampilan
Menyimak (listening skills)
Menyimak adalah suatu rentetan proses
jasmaniah, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran,
menyimpan, dan menghubungkan penafsiran itu dengan seluruh pengetahuan dan
pengalaman Bistok (Via Sutari, dkk, 1997:21)
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemerolehan keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini secara singkat disajikan disekripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam upaya belajar memahami apa yang kita sajikan dalam bahasa kedua. Menyimak merupakan proses rohaniah.
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemerolehan keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini secara singkat disajikan disekripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam upaya belajar memahami apa yang kita sajikan dalam bahasa kedua. Menyimak merupakan proses rohaniah.
Berikut ini adalah beberapa keterampilan-keterampilan
mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar,
- Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar
menggunakan daya ingat jangka pendek (short
term memory).
- Berupaya membedakan bunyi-bunyi yang yang
membedakan arti dalam bahasa target.
- Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada,
warna suara dan intonasi, menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
- Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang
didengar.
- Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns).
2.
Keterampilan
Berbicara
(speaking skills)
Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal lawan berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Adapun Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.
Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal lawan berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Adapun Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.
Berikut
ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara:
- Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas
sehingga pendengar dapat membedakannya.
- Menggunakan tekanan dan nada serta intonasi
secara jelas dan tepat sehingga pendengar dapat memahami apa yang
diucapkan pembicara.
- Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata,
serta pilihan kata yang tepat.
- Menggunakan register atau ragam bahasa yang
sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan
antar pembicara dan pendengar.
- Berupaya agar kalimat-kalimat utama jelas bagi
pendengar.
3.
Keterampilan
membaca (reading skills)
membaca
merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat
reseptif. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah
dari keterampilan menyimak dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memilki
tradisi lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan membaca
dikembangkan secara terintergrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
Beberapa
keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus
dimiliki pembaca adaalah:
- Mengenal sistem tulisan yang digunakan.
- Mengenal kosakata.
- Menentukan kata-kata kunci yang
mngindentifikasikan topik dan gagasan utama.
- Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata
split, dari konteks tertulis.
- Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata
sifat, dan sebagainya.
4.
Keterampilan menulis (writing skills)
Menulis
merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat
produktif. Menulis dapat dikatakan keterampilan berbahasa yang paling rumit di
antara jenis-jenis keterampilan bertbahasa yang lainnya. Ini karena menulis
bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga
mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang
teratur.
Berikut ini
beberapa keterampilan-keterampiln mikro yang diperlukan dalam menulis:
- Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di
sini penggunaan ejaan.
- Memilih kata yang tepat.
- Menggunakan bentuk kata dengan benar.
- Mengurutkan kata-kata dengan benar.
- Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas
bagi pembaca.
Keterampilan
menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam bidang tulis menulis
sehingga tenaga potensial dalam menulis. Keterampilan menulis untuk saat
sekarang telah menjadi rebutan dan setiap orang berusaha untuk dapat berperan
dalam dunia menulis.
sumber: Sunarti dan Deri Anggraini. 2009. Keterampilan berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Universitas PGRI
Yogyakarta
http://darklightandshadow.blogspot.com/2013/05/keterampilan-berbahasa-pengertian-jenis.html
0 komentar:
Posting Komentar