LAPORAN
GEOSPASIAL PESISIR PARANGTRITIS
14
Desember 2013
Di Indonesia, khususnya
Yogyakarta terdapat laboratorium alam yang indah yaitu berupa gumuk pasir yang
berada di wilayah pantai selatan tepatnya di daerah parangtritis. Gumuk pasir
di wilayah ini merupakan gumuk pasir satu-satunya yang ada di wilayah Asia Tenggara.
Gumuk pasir merupakan gundukan bukit dari pasir yang terhembus angin.
Sehingga pemerintah kota Yogyakarta mendirikan laboratorium Geospasial
pesisir Parangtritis yang bertujuan untuk melaksanakan riset kolaboratif
sumberdaya, Pesisir dan Laut untuk pengembangan IPTEK, berbasis informasi
geospasial, untuk melestarikan gumuk pasir, serta fasilitas dan sarana agar
masyarakat mengenal wilayah pesisir. Di tempat ini akan dijelaskan tentang fenomena gumuk pasir.
Di sana juga ada receiver satelit NOAA yang mampu memetakan potensi ikan di
Laut Selatan.
Bentuk laboratorium geospasial
sendiri memiliki arti pada setiap bangunannya, pada bagian laboratorium yang
berbentuk kerucut diibaratkan sebagai gunung merapi, lorong panjang di
laboratorium geospasial pesisir parangtritis itu sendiri diibaratkan sebagai
kali/sungai opak dan pada museumnya itu sendiri diibaratkan sebagai
Parangtritis. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah kita saat mengingat
proses gumuk pasir terbentuk.
Laboratorium Geospasial pesisir
Parangtritis sekarang dikelola oleh Fakultas Geografi UGM, pemerintah
kabupaten Bantul, dan Badan Informasi Geospasial itu sendiri.
Gumuk pasir ini terbentuk di
Parangtritis itu sendiri karena proses alam yang unik, komplek dan langka,
karena posisi pantai terbuka terhadap laut lepas dengan tiupan angin kencang
setiap waktu, karena ada sumber materi pasir yang berlebihan dari daerah
hulunya berupa pasir vulkanik terbawa oleh system sungai ke muara, karena
pengaruh “site” geografi wilayah yakni wilayah pesisir dan ada bukit kapur
(kars) dengan lereng curam/terjal.
Selain itu gumuk pasir terbentuk
karena di Yogyakarta memiliki gunung yang masih aktif, yakni Gunung Merapi. Gunung
Merapi secara berkala mengeluarkan materialnya dari perut bumi dan material ini
terbawa oleh arus sungai opak. Material material ini dari gunung mulanya masih
berukuran besar.akan tetapi karena terbentur atau karena arus sungai ataupun
sesuatu yang lain,maka material ini terpecah pecah dan hancur menjadi pasir. Di
muara,material ini seharusnya menumpuk menjadi delta, tetapi karena ombak laut
yang sangat besar di laut selatan,maka pasir pasir tersebut terangkat ke
pantai.Dan sesampainya di pantai,lalu pasir itu terdorong ke daratan karena
angin laut,inilah proses terbentuknya sand dunes di pantai Parangtritis.
Di sepanjang lorong Geospasial
terdapat tulisan yang membagi Gumuk pasir tersebut menjadi beberapa bentuk
yaitu:
A. Gumuk
pasir tipe sabit (Barchan) terbentuk pada daerah yang terbentuk pada daerah
yang terbuka atau tidak memiliki barrier, besarnya kemiringan lereng daerah
yang menghadap angin lebih landai dibanding kemiringan yang membelakangi angin.
B. Gumuk
pasir tipe Parabolic berkebalikan dari tipe Barchan, yaitu kemiringan lereng
yang menghadap arah angin lebih curam, akibat banyak penghalang seperti
pepohonan.
C. Gumuk
pasir melintang (Transverse) terbentuk pada daerah tidak berpenghalang dan
banyak cadangan pasir, serta bentuk gumuk pasir ini menyerupai ombak dengan
arah tegak lurus terhadap angin.
D. Gumuk
pasir tipe memanjang (Longitudinal), yaitu gumuk pasir yang berbentuk lurus
sejajar dengan arah angin. Gumuk pasir ini berkembang karena berubahnya arah
angin dan terdapat celah diantara bentukan gumuk pasir awal.
Untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar di bawah!
Dan
di dalam laboratorium Geospasial itu sendiri juga terdapat beberapa syarat pembentukan
gumuk pasir:
a. Pantai
landai,
b. Tersedia
pasir sebagai pemasok material,
c. Gelombang
mampu menghempaskan pasir ke darat,
d. Arus
sepanjang pantai kuat, beda air pasang dan surut cukup besar,
e. Ada
perbedaan tegas antara musim kemarau dengan musim hujan.
Gumuk pasir dari tahun
ke tahun mengalami pergeseran dan semakin berkembangnya Zaman dan
pergeseran waktu banyak orang yang tidak peduli dan tidak mau tahu bagaimana
proses terbentuknya gumuk pasir sehingga bisa seindah dan seluas itu. Padahal
kita semua harus menjaga dan melestarikan gumuk pasir tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar